
Rabu 26 Februari 2020 kita telah memasuki Masa Prapaska 2020. Seperti pada setiap tahunnya, Gereja Katolik menentukan Tema yang akan direnungkan bersama selama masa prapaska ini agar umat dapat semakin dapat mendalami masa pertobatannya dalam retreat agung ini.
Untuk membantu umat di Paroki Santo Agustinus Sungai Raya dalam merenungkan tema yang telah diangkat, maka Kelompok Kerasulan Kitab Suci Paroki Santo Agustinus Sungai Raya mengadakan pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 25 Februari 2020 di Aula Paroki untuk menyamakan persepsi tentang tema yang diangkat serta menentukan tim yang akan melayani pendalaman kitab suci di kring/wilayah.
Pastor Bernadus Junianto, CDD dalam kesempatan ini memberikan pengarahan, penjelasan dan semangat kepada peserta pertemuan yang akan diutus untuk melayani pendalaman kitab suci selama masa prapaska 2020.

Dalam arahannya pastor selalu merasa terpanggil untuk membumikan kitab suci karena ini yang selalu sering kita lupakan, kita tidak memiliki dasar dan sumber kekuatan kalau kitab suci kita biarkan berlalu begitu saja di dalam hidup kita. Maka pastor selalu mendorong kelompok kerasulan kitab suci untuk terus bergerak agar umat punya pedoman hidup sehingga umat memiliki dasar iman dan roh semangat dalam hidup umat sekalian.
Pastor juga mengatakan tidak akan kecewa bila dalam pendalaman kitab suci yang hadir tidak sesuai yang diharapkan, karena Tuhan Yesus juga memanggil 12 murid tidak secara langsung, tetapi dipilih secara satu persatu dan akhirnya mencapai 12 orang dan semakin banyak.
Pastor yakin apabila kitab suci ditanamkan di dalam kelompok, didalam umat dan di dalam gereja maka rohnya akan menjadi sangat berguna bahkan wabahnya akan lebih dasyat dari virus corona.
Pastor meminta umat yang terlibat di dalam pelayanan ini untuk tetap setia walaupun kegiatan ini sepele, tidak keren dan kekinian, pastor selalu meyakini bahwa ketika sabda menjamur dan mendarah daging di dalam hidup beriman maka kita akan memperoleh rahmat dan berkat yang berlimpah.
Tahun ini begitu indah karena Keuskupan Agung Pontianak membangun visi dan harapannya tentang bagimana menikmati pengalaman prapaskah yang akan kita jalani bersama. Tema yang di angkat untuk Gereja Regio Kalimantan adalah :
“BERGERAK DAN BERJUANGLAH MEMBANGUN KEHIDUPAN EKONOMI YANG BERMARTABAT”
Dengan berbicara ekonomi yang bermartabat kita dipertanyakan bahwa kitab suci ingin berbicara apa terkait hal itu? Apakah dengan membaca kitab suci saldo di tabungan kita bertambah? Apakah dengan membaca kitab suci martabat saya dihormati orang? Akan tetapi pada kenyataannya banyak dari kita apabila membicarakan kitab suci justru di ejek dan di cela.
Tetapi ini yang mau ditawarkan di dalam gereja bahwa tidak ada sesuatupun yang menyurutkan gereja untuk tetap memberikan energi positif kepada kehidupan. Gereja selalu membangun kehidupan dengan dasar dasar positif, kreatif dan inovatif
Membahas tentang ekonomi yang bermartabat, perhatian pertama Keuskupan Agung Pontianak adalah melihat kenyataan di tempat ini (wilayah kalimantan), tanah rakyat yang dicaplok sembarangan dan sebagainya, kehidupan satu sama lain tidak dianggap, maka Keuskupan Agung Pontianak ingin merubah cara pikir kita untuk mengajak umat untuk bergerak berjuang bersama-sama, mari bersama sama untuk memajukan kita semua (bukan diri sendiri lagi)
Pastor Bernard juga mengajak kita untuk melihat cara pandang kita terhadap ekonomi. Apabila kita berbicara tentang ekonomi maka fokus utama kita adalah tentang uang. Kita tidak akan memandang ekonomi soal kesejahteraan. Justru kita melihat apakah keuangan kita cukup atau tidak untuk kehidupan sehari-hari.
Gereja juga berpikir bagaimana umatnya untuk mencukupi kehidupan sehari hari, walaupun gereja tidak bisa memberikan secara fisik hal itu, tetapi dikembalikan kepada usaha dan perjuangan kita masing-masing.
Maka ekonomi yg mau diangkat dan diteguhkan adalah bagaimana kita memaknai ekonomi agar tidak menjadikan kita terikat dan terfokus sampai akhirnya kita hanya menuju pada titik tertentu saja (hanya soal keuangan).
Jika kita selalu merasa kurang, tidak ada juga yang merasa dirinya berkelebihan. Persepsi dan konsep tentang ekonomi ini mau dibaca oleh gereja jangan sampai mengelabui dan jangan sampai membuat kita terhipnotis dengan urusan bahwa kita kurang sehingga maka dari itu gereja mengajak kita melakukan keadilan ekonomi bagi seluru ciptaan.
Dalam kehidupan rumah tangga dan bersosialisasi nanti di wilayah/kring yang akan dibahas tentang keadilan ekonomi bukan soal urusan uang yang kita hasilkan tetapi berapa banyak kita bersyukur dan memaksimalkan apa yang kita miliki
Kemudian ekonomi yang bermartabat sama halnya jika kita berbicara bagaimana kita menghormati manusia, menjadikan bagi kita satu sama lain bermartabat dengan apa yang kita miliki.
Selanjutnya, semakin bertobat dan semakin sehahtera ini lebih bersifat agamis. Jalan utama kita tidak hanya pergi ke gereja, pertemuan doa, tetapi jalannya juga bagimana kita membangun hidup satu sama lain untuk semakin bermartabat dan semakin bertobat, tidak membiarkan ekonomi menjatuhkan kita dan menjauhkan kita dari tuhan.
Yang terakhir adalah mewujudkan ekonomi yang berkeadilan yang berarti ada tangung jawab yang harus kita lakukan sebagai umat/warga gereja.
Apa yang bisa kita tunjukan dan wujudkan ketika kita berbicara tentang ekonomi yang berkeadilan? oleh karena itu siapapun yang bergerak untuk membagikan semangat ini, kita tidak berbicara sebarapa banyak tentang penghasilan karena Tuhan telah menyediakan untuk kita kebutuhan yang kita butuhkan sehari-hari.
Pastor berharap jika nanti tim beregerak di kring/wilayah jangan melihat berapa orang yang datang dalam pertemuan, tetapi wartakanlah sabda ini, seberat apapun, sesulit apapun jangan membuat kita berkecil hati, putus asa dan tidak mengabarkan apapun.
Dalam pertemuan ini juga dibentuk Tim Pendalaman Kitab Suci Masa Prapaska 2020. Tim yang terbentuk sebagai berikut :

Bagi umat yang ingin mendapatkan bahan renungan APP Paska 2020 dapat di undih di sini.