Menjadi Bintang Misioner, Aku mewartakan Injil

Minggu 5 Januari 2020 merupakan hari yang sangat spesial bagi seluruh anak-anak misioner di dunia karena Gereja Katolik merayakannya secara khusus bagi mereka bersamaan dengan Pesta Penampakan Tuhan atau Minggu Epifani. Misa Pesta Penampakan Tuhan dipersembahkan oleh Pastor Prasetyo, CDD. Para petugas liturgi seperti Paduan Suara, Lektor, Pemazmur dan Kolektan seluruhnya dipersembahkan oleh anak-anak misioner Paroki Santo Agustinus.

Pada homilinya Pastor Pras mengatakan bahwa kita hari hendaknya meneladani sikap 3 raja. 3 sikap yang bisa kita teladani adalah mencari, menemukan dan menyembah.

Siapa yang dicari, ditemukan dan disembah oleh 3 raja itu? Tuhan Yesus yang lahir di kandang. Dia yang lahir di kandang hina dan kelak akan wafat di kayu salib untuk menebus doa manusia serta pada akhir zaman nanti akan mengadili orang hidup dan yang mati. Inilah yang kita imani sebagai orang katolik. Maka dari itu sekali Katolik, tetap katolik dan selamanya katolik.

Setelah mencari, menemukan dan menyembah Tuhan, hal yang harus kita lakukan selanjutnya adalah mewartakan Tuhan dengan cara mencintai sesama dengan melakukan derma dan kesaksian. Menyembah Tuhan dengan cara mencintai, merawat dan memberikan persembahan yang terbaik bagi gereja karena Tuhan sudah memberkati kita dengan tak terhingga.

Setelah perayaan ekaristi selesai, semua anak-anak diundang mengikuti ramah tamah bersama yang digelar di halaman gereja. Anak-anak menampilkan talenta-talenta mereka yang diharapkan bahwa talenta-talenta itu dapat digunakan dengan baik untuk melayani Tuhan dan semama.

Dalam kesempatan ini pula Pastor Pras memberikan kesan yang mendalam bagi anak misioner di paroki Santo Agustinus. Semenjak diberikan kesempatan untuk mendapingi pada acara Jambore Nasional Sekami se-Indonesia, Pastor Pras menaruh perhatian kepada anak-anak, karena mereka adalah benih-benih umat beriman yang akan tumbuh.

Sesuai dengan tema hari anak misioner hari ini yaitu : “Menjadi bintang misioner, Aku mewartakan Injil”, jelas harapannya adalah anak-anak sekami harus menjadi anak-anak yang misioner, misioner itu lahir dari anak-anak yang beriman, anak-anak yang beriman lahir karena dididik dengan bijaksana oleh orang tuanya, maka melahirkan anak-anak yang cerdas, tangguh dan akhirnya misioner.

Bagi orang tua, peran menjadi bintang misioner dan mewartakan injil hanya mungkin kalau orang tua mengambil bagian di dalamnya sehingga mereka bisa menjadi pembawa kabar gembira. Seperti yang tertulis :

Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: “Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!

ROMA 10:13-15

Harapan saya adalah orang tua adalah pendidik pertama dalam hal iman, anak-anak dibina dalam iman melalui hidup doa dalam keluarga, diterapkan dalam kebersamaan menjadikan semua orang menjadi sahabat bagi orang lain.

Kesan pesan orang tua :

Bapak Antonius :

Berharap kegiatan ini dilakukan secara berkelanjutan. Setelah dirumah mendapat kasih sayang orang tua, mereka dapat bersosialisasi dengan teman-temannya di gereja sehingga bisa merasakan kasih sayang yang diberikan oleh sesama.

Bapak Agapitus :

Pertama turut bergembria karena anak-anak merasakan kegembiran telah berkumpul bersama teman-teman. Anak-anak adalah masa depan gereja karena itu harus diberikan perhatian khusus kepada mereka.